Tentang NJW2

Definisi Ca Buccal

A.      Definisi  CA Buccal


Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga yang dibatasi oleh vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior di bagianbelakan. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, lidah, gusi, mukosa dan palatum.
Bagian-bagian yang dapat terkena kanker rongga mulut:
1.         Kanker pada lidah
Hampir 80% kanker lidah terletak pada 2/3 anterior lidah (umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah) dan dalam jumlah sedikit pada posterior lidah. Gejala pada penderita tergantung pada lokasi kanker tersebut. Bila terletak pada bagian 2/3 anterior lidah, keluhan utamanya adalah timbulnya suatu massa yang seringkali terasa tidak sakit. Bila timbul pada 1/3 posterior, kanker tersebut selalu tidak diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang dialami biasanya dihubungkan dengan rasa sakit tenggorokan.
Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat dideteksi dini daripada rang terletak pada 1/3 posterior lidah. Kadang-kadang metastase limph node regional mungkin merupakan indikasi pertama dari kanker kecil pada lidah.
Pada stadium awal, secara klinis kanker lidah dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, dapat berupa bercak leukoplakia, penebalan, perkembangan eksofitik atau endofitik bentuk ulkus. Tetapi sebagian besar dalam bentuk ulkus. Lama-kelamaan ulkus ini akan mengalami infiltrasi lebih dalam jangan tepi yang mengalami indurasi. Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada infeksi sekunder.
2.         Kanker pada bibir
Kanker bibir selalu dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki aktivitas diluar seperti nelayan dan petani. Sinar matahari mungkin terlibat dalam Datogenese kanker bibir. Umumnya lebih banyak terjadi pada bibir bawah jaripada bibir atas.
Pada awal pertumbuhan, lesi dapat berupa nodul kecil atau ulkus yang tidak sembuh-sembuh. Deteksi tumor pada keadaan ini memberikan kesempatan untuk menemukan karsinoma dini. Lesi yang lebih lanjut dapat berbentuk papillari, ulseratif atau infiltratif. Tipe papilomatous dapat diawali dari epitel yang menebal dan sebagian dari epitel ini tetap berada pada superficial. Lesi-lesi yang ulseratif dan infiltratif diawali dari epitel yang menebal tetapi selanjutnya mengalami infiltrasi lebih dalam. Tanda yang paling penting adalah terdapat indurasi yang didapat pada pinggiran ulkus.
3.         Kanker dasar mulut.
Kanker pada dasar mulut biasanya dihubungkan dengan penggunaan alkohol dan tembakau. Pada stage awal mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau perasaan tidak nyaman.
Secara klinis yang paling sering dijumpai adalah lesi berupa ulserasi dengan tepi yang timbul dan mengeras yang terletak dekat frenulum lingual. Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa yang kemerah-merahan, nodul yang tidak sakit atau dapat berasal dari leukoplakia. Pada kanker tahap lanjut dapat terjadi pertumbuhan eksofitik atau infiltratif.
4.         Kanker pada mukosa pipi.
Di negara yang sedang berkembang, kanker pada mukosa pipi dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Susur tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam.
Pada awalnya lesi tidak menimbulkan simptom, terlihat sebagai suatu daerah eritematus, ulserasi yang kecil, daerah merah dengan indurasi dan kadang-kadang dihubungkan dengan leukoplakia tipe nodular. Dengan meningkatnya ukuran tumor, akan menjadi target trauma pada waktu mengunyah, sehingga cenderung menjadi ulserasi dan infiltratif.
5.         Kanker pada gingiva.
Kanker pada gingiva umumnya berasal dari daerah dimana susur tembakau ditempatkan pada orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Daerah yang terlibat biasanya lebih sering pada gingiva mandibula daripada gingiva maksila.
Lesi awal terlihat sebagai ulger indolen, granuloma yang kecil atau sebagai nodul. Sekilas lesi terlihat sama dengan lesi yang dihasilkan oleh trauma kronis atau hiperplasia inflamatori. Lesi yang lebih lanjut berupa pertumbuhan eksofitik atau pertumbuhan infiltratif yang lebih dalam. Pertumbuhan eksofitik seperti bunga kol, mudah berdarah. Pertumbuhan infiltratif biasanya tumbuh invasif pada tulang mandibula dan menimbulkan desdruktif.
6.         Kanker pada palatum.
Pada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap rokok secara terbalik, kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang umum terjadi dari semua kanker mulut. Perubahan yang terjadi pada mukosa mulut yang dihubungkan dengan menghisap rokok secara terbalik adalah adanya ulserasi, erosi, daerah nodul dan bercak. menggambarkan suatu microinvasive carcinoma untuk melukiskan suatu lesi awal dalam bentuk yang kecil, oval atau bulat berwarna kemerah-merahan, erosi yang licin dengan daerah hiperkeratosis disekelilingnya lesi ini biasanya terjadi pada zona glandular palatum keras dan asimptomatik. Jika mendapatkan tekanan dapat berdarah.
Kebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dan dasar yang luas dengan permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang mungkin akan mengisi seluruh palatum. Kanker pada palatum dapat menyebabkan perforasi palatum dan meluas sampai ke rongga hidung.





 

B.       Etiologi dan Insiden Ca Buccal
Etiologi Ca Buccal belum di ketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang dihubungkan dengan peningkatan terjadinya karsinoma rongga mulut sebagai berikut:

Etiologi
Insiden
Radiasi ion pada terapi radiasi
Beberapa pasien yang mendapat terapi radiasi dan bukan untuk diagnostic meningkatkan resiko terjadinya kanker rongga mulut (Osterkamp, 2009)
Paparan radiasi matahari secara kronis
Paparan radiasi matahari merupakan factor signifikan yang dapat meningkatkan resiko pada kenker rongga mulut. (William,1990)
Merokok
Perokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami kanker rongga mulut. Lesi pre maligna dan maligna pada lidah juga mukosa bukal sangat berhubungan dengan konsentrasi asap rokok yang di hirup secara langsung mempengaruhi jaringan mukosa rongga murut.
Pengguna alcohol kronis
Pengguna alcohol secara kronis meningkatkan resiko terjadinya kanker rongga mulut, terutama pada bagian bawah lidah dan lantai mulut. (Oestercamp, 2009)
Agen infeksi
Iritasi kronis dari infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut dapat menjadi pedisposisi penting terjadinya kanker pada bibir. Beberapa penelitian di dapat bahwa penyakit sifilis, baik pada kasus aktif atau sekurang kurangnya telah ada riwayat penyakit sifilis sebelumnya, sering di jumpai bersamaan dengan kanker ganas lidah.
Adapun beberapa penyakit lainnya yang berhubungan dengan kanker ganas lidah yaitu higyene mulut yang jelek, trauma kronik dan tembakau.
Malnutrisi, avitaminosis, dan perawatan mulut kurang.
Di Asia kondisi malnutrisi, kurangnya asupan vitamin, dan kurangnya perawatan mulut merupakan salah satu factor prediposisi kanker rongga mulut. (Pitojo,2001)
Radiasi Elektromagnetik
Prediposisi lainnya adalah pemakaian handphone atau ponsel tidak hanya dapat menimbulkan kanker otak saja. Tetapi juga menyebabkan tumor mulut atau penyakit kanker mulut. Mereka yang menggunakan ponsel lebih dari normal atau menggunakan dalam waktu yang lama dan continue beresiko mengembangkan tumor pada parotid glend (kelenjar liur), yang terletak dimulut dengan posisi dekat telingan.
Konsumsi Makanan
Predisposisi lainnya seperti makanan junk food, fast food, serta penggunaan pengawet makanan, pewarna makanan yang berbahaya, pengenyal seperti boraks, dan lain lain.

C.      Manifestasi Klinis Ca Buccal
      Gejala kanker pada mulut dapat terlihat dari sejumlah ketidaknormalan yang terjadi pada mulut. Seperti pembengkakan pada mulut, perdarahan yang tidak jelas sebabnya, timbulnya rasa nyeri di bagian yang ditumbuhi sel kanker, suara jadi serak berkepanjangan, dan mengalami kesulitan untuk mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara.[1] Selain itu tanda lainnya juga berupa:
·            Adanya luka atau sakit pada wajah, leher, serta ulcus atau sariawan dalam mulut yg tidak hilang dalam waktu 2 minggu.
·            Pembengkakan, perbesaran maupun benjolan pada gusi, bibir dan bagian lain di dalam mulut.
·            Bercak putih, merah atau gelap di dalam mulut.
·            Perdarahan yg berulang dari gusi atau luka dalam mulut.
·            Rasa kebal di sekitar wajah dan mulut dan leher.
·            Gigi-gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.
Beberapa tanda dan gejala yang sering dijumpai pada penderita kanker mulut, antara lain :
·         Sariawan pada bibir yang lama tidak sembuh
·         Bercak di dalam mulut atau bibir berwarna putih, merah, atau campuran merah dan putih
·         Nyeri pada bibir atau mulut
·         Pendarahan di mulut
·         Kehilangan gigi
·         Sulit atau nyeri saat menelan
·         Sulit memakai gigi palsu
·         Benjolan di leher
·         Nyeri pada telinga
Tidak semua gejala diatas merupakan gejala kanker. Terkadang infeksi juga dapat menyebabkan gejala seperti di atas. Untuk memastikannya Anda perlu memeriksanya ke dokter ahli.
       D. KLASIFIKASI
Menurut American joint commmitte on cancer ( AJCC) klasfikasi cancer rongga mulut merupakan menggunakan sisitem TNM. System TNM ini terdiri atas T (tumor) atau gambaran dari level pembesaran tumor, N ( nodus) atau sejauh mana keerlibatan nodus limfe sebagai system imun tubuh dan M ( metastatis.yaitu kondisi metastasis menggambarkan keterlibatan orang lain pada bagian distal ( marrow,2009). Untuk lebih jelas table berikut:
Tabel 1.1 Stadium kanker rongga mulut
Stadium T
Stadium N
Stadium M
T0
Tidak ada tampilan tumor
N0
Tidak ada keterlibatan nodus limfe

M0
Tidak ada penyebaran
Tis
Carcinoma in situ terdapat massa pada jaringan
N1
Terdapat keterlibatan limfatik regional tetapi ukuran nodus ≤ 3 cm
T1
Ukuran tumor ≤ 2 cm
N2
Keterlibatan pembesan nodus limfe satu atau lebih denagn ukuran  ≤ 6 cm


  M1


Kanker menyebar ke organ bagian distal
T2
Ukuran tumor ≤ 4 cm
T3
Ukuran tumor lebih dari 4 cm
T4
Ukuran tumor lebih dari 4 cm dari tertanam kuat pada otot atau tulang atau struktur lainnya.
N3
Keterlibatan homo lateral atau bilateral nodus limfe dengan ukuran lebih dari 6 cm





















  Tabel 1.2 Stadium kanker rongga mulut
STADIUM
TNM
KETERANGAN
Stage I
T1,N0,M0
Pada stadium ini pembesaran pada jaringan masih belum dianggap kanker dan tumor tidak melebihi 2 cm
Stage II
T2, N0, M0
Pada stadium ini tumor tidak melebihi 4 cm
Stage III A
T3, N0, M0
Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm tetapi tidak didapatkan pembesaran nodus limfedan tidak ada metastase keorgan lainnya.
Stage III B
T1, T2, T3, MO
Pada stadium ini tumor dapat berukuran kurang dari 2 cm dibawah 4 cmatau lebih, tetapi kanker belum memengaruhi nodushomolateral limfatik
Stage IV A
T4, N0,M0
Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm dan tertanam dalam pada otot tulang atau struktur jaringn dibawahnya.
Stage IV B
Any T, N2 or N3, MO
Pada stadium ini tumor bisa berbagai ukuran tetapi tertanam dalam pada otot, tulang, atau jaringan dibawahnya, serta terdapat keterlibatan dari nodus homolateral atau bilateral limfatik
Stage IV C
Aby T, Any N, Any M
Pada stadium ini terjadi berbagai situasi berat baik ukuran tumor, keterlibatan nodus limfatik dan metastase ke organ
Pertumbuhan kanker dimulai dari pertumbuhan lesi yang sangat kecil.berjalanya waktu tumor tersebut lambat laut akan mencpai ukuran yang sangat besar. Kanker rongga mulut berasal dari epitel permukaan, maka kanker rngga mulut biasanya diwali dengan  mudah dilihat .
Kelainan premaligna adalah suatu kelainan pada mukssa rngga mulutr yang paling awal yang sebelum berubah menjadi tumr ganas. Ada dua bentuk kelainan premaligna yaitu leukoplakia dan eritrplakia. Leukoplakia adalah bercak warna keputihan yang berbatas tegas pada mukosa mulut. Keadaan ini sering terjadi pada perokok berat usia di atas 50 tahun. Secara klinis leukoplakia dapat dibagi menjadi empat grade yaitu:
1.      Grade I     :bercak kemerahan yang granuler yang secara bertahap berubah menjadi keabuan
2.      Grade II    : bercak putih kebiruan  berbatas tegas ,tanpa indurasi
3.      Grade III  : bercak kepiutihan berbatas tegas dengan indurasi , mungkin ada kerutan.
4.      Grade IV  :bercak mengalami indurasi,ada fisura,erosi,kadang-kadang permukaannya mengalami  proliferasi seperti veruka.Pada pemeriksaan mikroskopis Nampak perubahan keganasan diri.
Leokoplakia biasa didapatkan pada bibir, lidah, dan gusi ( gambar 4.23) kurang lebih 10-12 % lekoplakia setelah 10 tahun berubah menjadi karsinoma rongga mulut ( Williams,1990). Lukoplakia yang dapat berubah menjadi karsinoma ini pada pemeriksaan mikroskopis menunjukkan suatu dysplasia yang irreversible walaupun penderita menghentikan rokoknya. Leukoplasia atau bercak putih yang baru timbul pada lidah bisa merupakan gejala permulaan dari suatu karsinoma lidah. Who mendiskripsikan bahwa leukoplakia tidak kurang dari 5 mm yang tidak bisa diangkat dengan kerokan dan tidak bisa digolongkan kepada sesuatu penyakit lain harus dianggap suatu lesi pre maglinan.
Eritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih pasti tentang perkembangan kanker dibandingkan dengan leukoplakia. Masih diperdebatkan apakah merupakan kelainan pre-maligna atau memang suatu karsinoma superfisial yang sangat dini. Kelainan ini berupa mukosa yang sedikit meninggi dan menebal berwarna merah mirip jaringan granulasi dengan tumpukan kreatinin diatas permukaan. Lokasi yang paling sering adalah bawah lidah, dasar mulut, latumole, trigunum retrumolar. Bila ditemui kelainan ini maka penanganannya dianggap sebagai karsinoma rongga mulut.
Karsinoma Invasif Karsinoma tidak lagi terbatas didalm epitel,akan tetapi menembus membrane basal dan mengadakan invasi kejaringan di bawahnya. Pada stadium ini ,dapat timbul keluhan yang sering di abaikan oleh pasien, keluhan tersebut berupa parestesi,hillangnya sensasi,atau gatal. Karsinoma invasive yang masih dini mungkin dapat ditemukan dalam bentuk sebagai berikut:
1.      Ulkus kecil
2.      Penonjolan dengan batas tidak jelas
3.      Indurasi atau erosi kemerahan yang irregular
4.      Bintik-bintik kemerahan pada bibir
5.      Krusta pada bibir


E.      
WOC Ca Buccal



 F.       Pemeriksaan Fisik Diagnostik Ca Buccal
1.    Sitologi Mulut
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik sel-sel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut. Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.
2.    Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai. Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.

G.      Penatalaksanaan/Terapi Ca Buccal
1.    Tindakan Bedah
     Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
2.    Terapi Radiasi
     Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
3.    Kemoterapi
          Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker.

H.      Komplikasi Ca Buccal
1.   Mucositis/Stomatitis
Defenisi mucositis dan stomatitis sering tertukar dalam penggunaannya tetapi terdapat perbedaan yang besar diantara keduanya. Mucositis dijelaskan sebagai suatu inflammatory toksik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal dari mulut sampai anus, yang dapat dihasilkan akibat dari pennyorotan radiasi sampai agen kemoterapeutik atau radiasi ionisasi. Tipikal mucositis termanifestasi sebagai suatu eritematous, lesi seperti terbakar atau acak, focal to diffuse, dan lesi ulseratif.
2.      Infeksi
    Mucositis oral dapat berkomplikasi dengan infeksi pada pasien dengan sistim imun yang menurun. Tidak hanya mulut itu sendiri yang dapat terinfeksi, tetapi hilangnya epitel oral sebagai suatu protektif barrier terjadi pada infeksi lokal dan menghasilkan jalan masuk buat mikroorganisme pada sirkulasi sistemik. Ketika ketahanan mukosa terganggu, infeksi lokal dan sistemik dapat dihasilkan oleh indigenous flora seperti mikroorganisme nosokomial dan oportunistik. Ketika jumlah netrofil menurun sampai 1000/kubik/mm, insiden dan keparahan infeksi semakin meningkat. Pasien dengan neutropenia berkepanjangan berada pada resiko tinggi buat perkembangan komplikasi infeksi yang serius. Pendekatan nonfarmakologik untuk melindungi infeksi dan profilaksis dengan antimikrobial sedang dievaluasi dengan penelitian control.
3.      Hemorrhage
     Hemorrhage dapat terjadi sepanjang perawatan akibat trombositopenia dan atau koagulasipati. Pada lokasi terjadinya penyakit periodontal dapat terjadi perdarahan secara spontan atau dari trauma minimal. Perdarahan oral dapat berbentuk minimal, dengan ptekiae berlokasi pada bibir, palatum lunak, atau lantai mulut atau dapat menjadi lebih parah dengan hemorrhage mulut , terutama pada krevikular gingival. Perdarahan gingiva spontan dapat terjadi ketika jumlah platelet mencapai paling kurang 50.000/kubik/mm.

4.         Xerostomia
Xerostomia dapat dikenali sebagai berkurangnya sekresi dari glandula saliva. Gejala klinik tanda xerostomia termasuk diantaranya : rasa kering, suatu sensasi rasa luka atau terbakar (khususnya melibatkan lidah), bibir retak-retak, celah atau fissura pada sudut mulut, perubahan pada permukaan lidah, kesulitan untuk memakai gigi palsu, dan peningkatan frekuensi dan atau volume dari kebutuhan cairan. Pengaturan perawatan preventif oral, termasuk applikasi topikal flour harus segera dimulai untuk mencegah kerusakan lebih

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Definisi Ca Buccal"

Posting Komentar